July 22, 2009

Faith.

Faith. Trustness. Credence. Kepercayaan.
Katanya sederhana. Percaya, ditambah dengan sebuah afiks (imbuhan) berupa Ke-an. Yang menguatkan kata itu menjadi memiliki makna tambahan yang mana menunjukkan keadaan yang berhubungan dengan kata dasarnya, Percaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kepercayaan sendiri berarti "Harapan dan keyakinan".

Sering sekali ya, kita membicarakan mengenai kepercayaan ini, dalam berbagai konteks tentunya, baik dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan (yang bahkan dicatat di pancasila sila pertama), dalam konteks hubungan manusia lain (yang mungkin sering digunakan dalam konteks kepercayaan antara teman ataupun sepasang kekasih), dan terakhir dalam konteks hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Point terakhir ini yang akan gue bahas kali ini.

Hm. Teman-teman mungkin sudah gak asing ya dengan kejadian Bom Marriot-Ritz Carlton beberapa hari yang lalu, kejadian ini sudah pasti menuai protes dan kecaman berbagai macam pihak. Salah satu reaksi yang menurut gue sangat efektif dan paling menarik perhatian gue adalah terbentuknya sebuah komunitas baru bernama Indonesia Unite . Komunitas ini dibentuk oleh seorang presenter (dan akhir-akhir ini merambah dunia tarik suara) Pandji. Pandji sendiri sebenarnya sempat membuat lagu tentang terorisme beberapa waktu lalu, namun lagu ini kembali merebak dan bahkan booming sering dengan pesatnya kemajuan Indonesia Unite ini.

Apa sih yang mereka lakukan? Indonesia Unita secara gamblang ingin menunjukkan pada dunia (dan juga pada si teroris tentunya) bahwa kita, bangsa Indonesia, khususnya para kaum muda tidak takut dengan teror yang disebarkan oleh si teroris. Pandji sangat menyayangkan besarnya sorotan pers terhadap para teroris sedangkan sangat minim bagi para pahlawan kita sebenarnya, para pemenang olimpiade fisika, pemenang olimpiade olahraga, dan lain-lain.

Kami TIDAK takut. Sederhana. Tapi buat gue, dalam artinya.

Kami TIDAK takut. Menurut gue, menunjukkan bahwa apapun yang terjadi, kita sebagai bangsa Indonesia akan tetap mendukung negara kita sampai titik darah penghabisan.

Semangat ini yang gue rasa sangat dibutuhkan oleh rakyat kita belakangan.
Kenapa?

Sederhana.

Dengan kita TIDAK takut kita bisa menunjukkan pada dunia (dan juga si teroris tentunya) apapun bentuk ancamannya kita tidak akan mundur.

Dengan menunjukkan bahwa kita tidak akan mundur ini merefleksikan tingkat kepercayaan kita. Ke siapa? Ke diri kita sendiri, ke pemerintah, bahkan ke Allah SWT.

Tingkat kepercayaan ini yang gue rasa mulai pudar di kalangan rakyat Indonesia sendiri. Orang-orang takut keluar rumah, orang-orang takut bepergian, orang-orang berhenti menjalankan fungsi sosialnya masing-masing.

Takut.

Itulah yang (menurut gue) di incar sang teroris.

Ketika ketakutan itu muncul, ketidak percayaan terhadap institusi pemerintah bahwa mereka dapat memberikan perlindungan sebaik-baiknya pada rakyat, ketidak percayaan terhadap Allah bahwa hidup dan mati kita ada di tangan Allah, dan ketidak percayaan pada diri kita sendiri bahwa kita belum cukup ikhlas melepas apa yang telah diberikanNya.

Miris gue, ketika tau banyak banget rakyat indonesia (termasuk teman-teman gue) yang gak berani keluar karena takut bom, mencela Jakarta karena ada bom.
Dan gue tambah miris ketika nonton TV denger seorang bule di Bali ngomong dalam bahasa prancis yang kira-kira artinya "Gue gak akan balik ke Prancis, gue percaya bahwa dimanapun di dunia memiliki kemungkinan terkena teror oleh teroris yang sama. Bukan berarti Indonesia adalah negara yang gak aman. I love Bali"
Gitulah kira-kira.

Malu gak? Kalo gue sih malu, dia sebagai bule yang bukan rakyat Indonesia aja gak menyalahkan dan mencap bahwa Indonesia adalah negara yang gak aman. Tapi kita, Rakyat Indonesia sendiri takut keluar rumah, takut bepergian.

So guys, stand up! Jangan cuma diem aja liat negara kita di injek-injek kaya gini. Jangan cuma bisa takut dirumah dan gak bermanfaat apa-apa.

Tunjukkan pada dunia, kalau Kami Tidak Takut!

No comments:

Post a Comment